Tipikal.

Nah, jadi gini ya beb. Menurut gue; hubungan monogami tuh.....
Sulit.
Garis bawah, tebal dan cetak miring harusnya sudah cukup menegaskan pernyataan gue. Lengkapnya, "hubungan asmara dengan lawan tunggal adalah sesuatu yang secara konsep nampak mudah untuk dilakoni. Namun pada praktiknya, terlampau rumit".

Beb, lo harus punya perasaan (yang diharapkan secara sosial untuk selalu bersifat positif) sama satu orang saja, untuk waktu yang tak terhingga. Kacaunya lagi, kita sebagai mahluk sosial nggak pernah mendapatkan edukasi tentang perkara satu ini. Ada gitu om-tante, paknek-buknek, ibu-bapak atau paguyuban yang bagi-bagi ilmu "panduan pacaran yang baik dan benar"? Ada juga mereka cuma kongsi pengalaman yang ujung-ujungnya lo harus cari sendiri nilai moralnya. Asumsi gue lagi nih beb, nggak ada tata baku yang benar-benar berlaku dan berjalan seirama bagi seluruh umat cinta diluar sana.

Permisi mohon maaf ya, namanya juga manusia, suatu saat bisa aja ngalamin rasa jenuh. Sialnya, pandangan sosial buat perasaan alamiah gini nih buruknya yaAllah beb. Nauudzubillah. Padahal ya manusiawi. Wajar aja orang bisa bosen. Yang jadi penting adalah gimana caranya mengatasi rasa (yang konon dipercaya) tidak baik tersebut. Udah saatnya kita merubah stigma buruk tentang "kamu bosen ya sama aku?". Karena itu tidak berarti buruk sama sekali. 

Buat gue, bosen artinya kita sebagai manusia secara individu tidak bergerak kemana-mana. Kita sebagai pasangan romansa sudah tidak lagi bergelora. Jadi, ada sesuatu yang harus dirubah. Bisa sikap, kebiasaan, dll, dsb. Caranya ya ngobrol sama pasangan. Jangan curhat ke orang lain. Masalah kalian harus kalian juga yang selesaikan. Utarakan dengan gamblang perasaan u, biar bisa bikin kesimpulan dan pemecahan masalah yang tepat. 

Akhir kata, semoga kita semua nggak pernah lupa sama kodrat yang sudah diberikan Tuhan semesta alam; akal. Karena, masalah kayak gini tuh seringkali berkaitan dengan logika.#cintatapigakbuta

Comments

Popular Posts