Baik, namun tidak tepat.

"Jadi, hendak kemana kau membawaku?"
"Terang saja menikahimu, aku tidak bisa"

Well, the ugly truth of adult dating life is...it's complex.
Sebab ini bukan lagi tentang "bagaimana perasaanmu sebenarnya terhadapku?"
Sebab ini adalah tentang "Apa yang kita tuju dan bagaimana kita harus mempersiapkan diri?"

Tidak pernah sekalipun terbesit dalam benak untuk mencintai mahluk Tuhan yang rupanya beda cara beriman. Kukira, ketidaksamaan kami cukup berhenti sampai disitu saja. Tapi, tidak dalam nyatanya.

Aku terbiasa melawan, sedang dia terbiasa menahan.
Kami berbeda sejak dalam pikiran.
But opposite always has it's sparks for attraction, right?
That manly part of me is screaming to fight the obstacle. While his tender part was always trying to calm me down with 
"Kamu perempuan baik, tapi bukan perempuan tepat"

It's not that you don't love me or anything sort.
It's the fact that we took the logic situation so gently that hurts me beyond words.
What's more? We escalate the wound by staying together. Because we knew very well, we want each other.

Comments

Popular Posts